Pakar UGM Optimalkan Desa Wisata Untuk Libur Lebaran 2024

Jum'at, 29 Maret 2024 08:16 WIB | 30 kali
Pakar UGM Optimalkan Desa Wisata Untuk Libur Lebaran 2024

Destha Titi Raharjana, pakar dan peneliti di Pusat Penelitian Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, menyoroti optimalisasi potensi 25 desa wisata di Yogyakarta untuk libur Lebaran dan liburan tahun 2024.



Kamis. Dalam diskusi bertajuk Fenomena Mudik dan Dampaknya Terhadap Sektor Pariwisata di UGM, Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/3), Desta mengatakan bahwa seiring dengan banyaknya jumlah pemudik yang diperkirakan masuk ke Yogyakarta pada masa Lebaran tahun ini, maka peluang kunjungan wisata yang bisa ditangkap adalah desa-desa wisata. Hal ini disorotinya sebagai upaya untuk. "Desa wisata ini memiliki potensi yang besar karena mungkin kita bisa menciptakan suasana yang belum pernah mereka temukan," katanya. Menurut Desta, dari total 25 desa wisata yang ada di Kota Yogyakarta, ada tiga desa wisata yang bisa menjadi role model, yaitu desa wisata Prenggan, desa wisata Purbayan, dan desa wisata Rejowinangun di Kecamatan Kotagede.

Dia mencatat bahwa kampung wisata Rejowinangun memiliki jaringan industri, salah satunya adalah Kebun Binatang Gembira Roka. "Kebun Binatang Gembira Roka bisa digandeng dengan (Kampung Wisata) Rehowinangun untuk membuat paket wisata dan wisatawan dari Rehowinangun bisa masuk secara gratis," katanya.

Melalui kemasan promosi dan penyediaan paket wisata yang sesuai, ia yakin bahwa kampung wisata dapat menghubungkan wisatawan dan pelancong dan memungkinkan mereka untuk tinggal lebih lama di Kota Gudeg.

Yang tak kalah penting, menurut Desta, untuk mendorong wisatawan tinggal lebih lama, harus ada sumber daya manusia (SDM) yang dapat menyampaikan interpretasi yang relevan untuk setiap desa wisata.

Menurut Desta, wisatawan diharapkan dapat menghabiskan lebih banyak uang di Yogyakarta karena waktu tinggal yang lebih lama.

Dia menegaskan bahwa "dengan mengembangkan pariwisata khusus yang menargetkan kelompok kecil dan bukan pariwisata massal kelompok besar, kita bisa berharap untuk menghabiskan lebih banyak uang."

Kementerian Perhubungan memperkirakan bahwa 193,6 juta orang akan pulang kampung untuk mudik lebaran tahun ini, dimana 11,7 juta orang, atau 6 persen, diperkirakan akan mengunjungi Yogyakarta.

Bagi Desta, ini adalah sebuah peluang, mengingat tradisi mudik memiliki efek pengganda bagi perekonomian daerah tujuan mudik.

"Kegiatan mudik Lebaran dapat mengembangkan sektor pariwisata. Selain bertujuan untuk pulang kampung, para pemudik yang berkesempatan untuk melihat tempat-tempat wisata juga dapat meningkatkan pendapatan daerah sekitar".

Menurutnya, selain peningkatan pendapatan daerah dari tiket masuk wisata dan parkir, arus balik juga menyebabkan peningkatan belanja masyarakat dan konsumsi rumah tangga. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pariwisata yang bertanggung jawab, pemerintah perlu bekerja sama dengan penyedia layanan dan pemangku kepentingan pariwisata untuk memastikan pertumbuhan ekosistem pariwisata yang nyaman bagi wisatawan.

"Penyedia jasa pariwisata harus dapat menawarkan layanan yang wajar agar tidak menaikkan harga dengan alasan aji mumpung atau merusak citra pariwisata karena layanan yang buruk.



Yuk Bagikan :

Baca Juga