JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartarto mengatakan kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia tetap sangat kuat di tengah gejolak geopolitik global yang mengganggu rantai pasok berbagai komoditas global. Perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih dari 5 persen pada tahun 2024 dan seterusnya, dan inflasi diperkirakan akan tetap terkendali. Kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia juga tetap kuat," ujarnya dalam Asian Business Council 2024 Spring Forum di Jakarta pada hari Kamis.

Dia mengatakan hal ini dapat dilihat dari peringkat berbagai lembaga pemeringkat internasional terhadap kinerja ekonomi Indonesia. Lembaga pemeringkat Amerika Serikat (AS) Moodys mempertahankan peringkat Baa2 dengan outlook stabil pada Senin (16 April 2024), setelah memberikan peringkat yang sama pada tahun 2022. Sementara itu, Fitch Ratings (lembaga pemeringkat kredit yang berbasis di New York dan London) dan Japan Credit Rating Agency (JCR) memberikan peringkat BBB+ (Investment Grade), StableOutlookpada bulan Maret 2024.

Airlanga juga menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar USD 140,4 miliar pada akhir Maret 2024 dan ketahanan sektor eksternal ekonomi Indonesia juga terjaga. Neraca perdagangan Indonesia juga terus mencatatkan surplus selama 46 bulan terakhir, dengan surplus sebesar USD 870 juta yang tercatat pada Februari 2024. Dengan situasi ekonomi yang stabil ini, Pemerintah menyatakan akan terus memastikan keberlanjutan agenda pembangunan nasional berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

"Pemerintah Indonesia juga terbuka untuk mendukung setiap inisiatif investasi di sini, termasuk dukungan untuk perdagangan dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Airlangga, hal ini dikarenakan Indonesia perlu meningkatkan daya saing dan mempercepat pembangunan ekonomi nasional melalui berbagai pendekatan transformasional, seperti peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, pengembangan ekonomi hijau, dan transformasi digital.

Indonesia juga sedang dalam proses bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang berpotensi menjadi anggota OECD ketiga dari Asia setelah Jepang dan Korea Selatan.

Beliau berharap proses aksesi OECD akan menjadi katalisator bagi perbaikan kebijakan dan peraturan dalam negeri, investasi, peningkatan produktivitas, dan konektivitas berbasis teknologi.