Jakarta - Garmin akan menyelenggarakan acara lari bertajuk Garmin Run pada tanggal 29 September di ICE BSD, Tangerang. Acara ini mengusung tema "From Zero to Hero" dan merayakan inklusivitas dalam olahraga. "Tahun ini, kami ingin menyatukan semangat inklusivitas dan keberlanjutan, mengajak lebih banyak orang untuk melampaui batas mereka dan menunjukkan bahwa olahraga ini untuk semua orang, bukan hanya untuk satu kelompok saja," kata Marketing and Communications Manager Garmin Indonesia, Krisna. Marketing and Communications Manager Garmin Indonesia, Krisna, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin. Menurut Krisna, keikutsertaan para penyandang disabilitas dalam perlombaan ini akan mendobrak batasan dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menantang diri mereka sendiri.

Pemain basket berkursi roda Johanna Caroline menyambut baik langkah ini, dan mengungkapkan bahwa ini adalah bukti bahwa olahraga adalah hak bagi semua orang.

"Saya berharap acara lariini menciptakan kesempatan bagi semua orang untuk terlibat dan merayakan tujuanbersama, tidak hanya untuk memenangkan medali, tetapi untuk merayakan keberagaman yang ada, apakah Anda seorang pelari berkursi roda, pelari biasa, atau yang lainnya," Kata Joanna.

Seperti Joanna, pelari maraton autis pertama di Indonesia, Natrio Katra Yososha, percaya bahwa lari adalah olahraga untuk semua orang, tidak hanya untuk orang biasa atau normal.

Lebih dari itu, Osha, panggilan akrabnya, ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap orang-orang berkebutuhan khusus melalui olahraga.



"Garmin Run tidak hanya memberikan kesempatan, tapi juga mempromosikannya, karena olahraga adalah kebutuhan dasar . Olahraga lari yangsederhanatidak memerlukan peralatan khusus," kata Osha. "Saya juga ingin dapat menyebarkan kesadaran dan penerimaan, terutama bagi orang-orang dengan kebutuhan khusus, dalam hal ini gangguan spektrum autisme

. Jadi saya ingin bisa membantu dengan sistem dukungan Didit Santoso, penyelenggara Garmin Run Indonesia, menjelaskan bahwa acara ini terbuka untuk umum dan memiliki nomor lari 5 km, 10 km, 21 km, dan Kids Dash khusus untuk anak-anak.

Menurut Didit, sebanyak 7.000 pelari berpartisipasi tahun ini, termasuk atlet triatlon Jauhari Johan dan peraih medali emas maraton putra SEA Games Kamboja 2023, Agus Prayoogo.

"Acara ini adalah perayaan kesehatan semua orang setelah berhari-hari dan berbulan-bulan berlatih.41Kami merayakannya dengan senang hati, jadi jangan sampai terluka. Prioritas kami adalah keselamatan. Kami membuat rute sebaik mungkin agar semua orang bisa melewati rute yang relatif datar," kata Didit. "Peserta berkebutuhan khusus akan diberikan perlakuan khusus saat menuju start dan akan dikawal saat start agar tidak bertabrakan satu sama lain. Tahun ini, LED hitung mundur juga akan digunakan.