JAKARTA - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hongaria menyelenggarakan webinar bertajuk "Tantangan dan Peluang Membangun Kepemimpinan Efektif di Era Globalisasi Menuju Indonesia Emas 2045" pada Sabtu (23/3). "Webinar ini merupakan bagian dari kontribusi PPI Hongaria dalam mempersiapkan ide dan konsep kepemimpinan yang efektif untuk konteks dan tantangan global," ujar Presiden PPI Hongaria, Malhadi, dalam siaran pers PPI Hongaria, Minggu. Marhadi, yang juga Wakil Koordinator PPI Dunia, mengatakan kehadiran para pembicara diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di berbagai negara.

Duta Besar Indonesia untuk Hongaria Dimas Wahab mengatakan bahwa PPI Hongaria memberikan kontribusi yang besar bagi para pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Hongaria.

Selain program kerja yang berdampak pada mahasiswa, seperti pelatihan statistik,reuni keluarga dankewirausahaan,PPI Hongaria juga telah membantu mereka dalam mendapatkantop-up
dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), ujar duta besar.

Saat ini, para pelajar menyadari dampak dan manfaat kehadiran PPI Hongaria; PPI Hongaria juga terlibat dalam forum-forum internasional, seperti menjadi wakil koordinator PPI Dunia pada tahun 2023-2024. Arif Satria, SP, M.Si (Rektor Institut Pertanian Bogor, Presiden Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), Dr Agung Filman Sampurna (Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI 2019-2022, Komisaris Utama PT, Dr Abdulrahman Irshadi (Kepala Divisi Administrasi dan Sumber Daya Manusia, BPJS Ketenagakerjaan), dan sejumlah pembicara lainnya.

Dia adalah koordinator PPID untuk wilayah Eropa dan Amerika, koordinator PPID untuk wilayah Asia dan Oseania, dan koordinator PPID untuk wilayah Afrika Timur dan Tengah. Arif mengatakan bahwa tantangan global saat ini adalah kemampuan kepemimpinan digital dan para pemimpin harus peka terhadap era digital dan belajar dengan cepat. Bakat dan kerja keras akan menghasilkan keahlian, dan keahlian atas usaha akan membuahkan hasil, katanya. Sementara itu, Agung berpendapat bahwa kepemimpinan inklusif penting karena dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi, meningkatkan kinerja dan produktivitas, menciptakan kolaborasi, dan menarik serta memelihara bakat yang berbeda.

Dalam presentasinya, Abdurrahman juga menyatakan bahwa ada tiga faktor keberhasilan dalam perubahan, yaitu:kepala, hati, dan tangan.

Kepalayaitu bagaimana kepala menyatukan visi dan fokus pada isu-isu besar,Hatiyaitu menjadi panutan dan memberdayakan tim, danTanganyaitu bersikap tegas, inovatif dan gigih dalam eksekusi,yaitu tangan harus tegas, inovatif dan gigih dalam pelaksanaannya.