JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan kontribusi subsektor fesyen di Indonesia mencapai 17,6% dari total nilai tambah ekonomi kreatif. "Kontribusi fesyen di Indonesia 17,6% dari total nilai tambah ekonomi kreatif kita, mencapai Rp 25 triliun (pada tahun 2022)," katanya dalam pembukaan Indonesia Fashion Week di Jakarta, Rabu. Selain itu, fesyen juga mendominasi nilai ekspor, yaitu sebesar 61% (pada tahun 2021) dari total ekspor produk ekonomi kreatif. Sementara itu, pada tahun 2022, pihaknya mencatat nilai devisa subsektor fesyen mencapai USD 16,47 miliar. Dari sisi penyerapan sumber daya manusia, subsektor fesyen juga menyerap 17% tenaga kerja, atau 25 juta tenaga kerja.
Dengan pencapaian ini, Sandi berharap sub sektor fesyen mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja dan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan yang tercipta seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan peluang untuk terjun di industri fesyen.

Tahun ini, pihaknya menargetkan kontribusi subsektor fesyen terhadap perekonomian nasional sebesar 18-25%. "Saat ini antara satu sampai dua persen hingga sekitar 18-19 persen, dan kami akan bersyukur jika bisa mencapai 25 persen," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa tren wastra-fashion nasional yang diproyeksikan akan naik daun adalah fesyen berbasis ramah lingkungan seperti batik eco-printed, dengan mengedepankan aspek planet (alam), people (manusia), dan prosperity (kesejahteraan), atau 3P. Ia menyatakan.

Sandiaga berharap dapat menampilkan keindahan limbah nusantara melalui sebuah acara bernama Indonesia Fashion Week, 27-31 Maret 2024, untuk mendorong masyarakat menggunakan produk dalam negeri.